fase fase perjuangan hmi

FASEFASE PERKEMBANGAN SEJARAH HMI. 1. Fase Konsolidasi Spiritual (1946-1947) Sudah diterangkan diatas 2. Fase Pengokohan (5 Februari 1947 - 30 November 1947) Fase Perjuangan Bersenjata (1947 - 1949) Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal berdirinya, maka konsekuensinya dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelanggang Perjalanansejarah perjuangan HMI selama setengah abad lebih melewati lebih kurang 11 fase. Tiap-tiap fase perjuangan HMI itu menggambarkan apa yang terjadi pada HMI dulu sehingga mampu bertahan sampai hari ini. Berikut sejarah singkat fase-fase perjuangan HMI: Fase I: Konsolidasi Awal Pada Tahun 1946 PDFSejarah HMI Dari Zaman Kemerdekaan Sampai Reformasi. Yakusa Blog November 29, 2017 Referensi, YakusaBlog- Rabu Pon, 14 Rabiul awal 1366 H atau bertepatan dengan 5 Februari 1947 M pukul 16.00 WIB, lahir sebuah organisasi mahasiswa yang kelak menjadi wadah perkaderan bagi calon-calon pemimpin bangsa. fasepartisipasi hmi dalam pembangunan (1969-sekarang) Setelah Orde Baru mantap dan Pancasila serta UUD 1945 sudah dilaksanakan secara murni dan konsekuen, maka sejak tanggal 1 April 1969 dimulai rencana pembangunan 5 tahun dan sudah menyelesaikan pembangunan 25 tahun pertama, kemudian menyusel pembangunan 25 tahun kedua. Ketikaitu rabu 14 Rabiul Awal 1366, bertepatan pada 5 Februari 1947, disalah satu ruang kuliah STI di jalan Setiodiningrat, masuklah mahasiswa lafran pane yang dalam perangkatnya dalam memimpin rapat antara lain mengadakan " Hari ini adalah pembentukan organisasi mahasiswa islam, karena persiapan yang diperlukan sudah beres, di HMI hanya untuk yang mau berjuang di HMI saja, dan yang menentang biarlah mereka menentang toh tanpa mereka organisasi ini sudah besar dan berdiri serta berjalan. Site De Rencontres Totalement Gratuit Pour Les Femmes. Opini – Penulis pikir melihat HMI hanya dari keberhasilan-keberhasilannya saja sungguh sangat tidak fair, dan naif. Penulis juga merupakan kader HMI, kendati dimikian, itu tidak membuat penulis berada pada keberpihakannya terhadap HMI. Pada tulisan kali ini penulis mencoba melihat kembali HMI dengan kondisi objektif. Fase fase perjuangan HMI yang sering di katakan senior-senior, alumni, atau master of training ketika di forum forum perkaderan, bahkan ke obrolan obrolan non formal di lingkup kampus sampai ruang sekretariat, mengenai keberhasilan keberhasilan HMI dalam fase perjuangan nya memang membawa penulis kepada romantisme perjuangan HMI dari jaman ke jaman. Di sisi lain juga tidak dapat menafikan bahwa penulis sedikit terjebak pada romantisme perjuangan HMI dan memunculkan pertanyaan “Bagaimana HMI hari ini?”. Berbanding terbalik dengan keberhasilan nya di fase fase perjuangan, HMI sendiri masih mencokolkan budaya feodalistik sampai hari ini. Seperti ; ijin kanda dan tertib dinda. Lebih eksplisit nya ketika di tubuh himpunan mempersoalkan siapa yang lebih dulu melakukan LK-1 dan training- training formal lainnya di HMI, ia yang wajib memberikan intruksi dan memastikan ketertiban adik adik. Sebaliknya, ia yang baru lulus LK-1 harus tertib dan mengantri. Belum lagi ketika ada senior yang tiba tiba datang menjelang RAK Komisariat atau event-event kontestasi lain yang ada di hmi, kemudian sesudahnya kembali menghilang. Hal-hal demikian yang secara tidak langsung memangkas potensi juga kemauan kader yang ingin berproses dan menjadi sisi gelap HMI sebagai organisasi perkaderan. Untuk melihat kondisi HMI dewasa ini, seperti ditulis Agussalim Sitompul, dalam bukunya “44 Indikator Kemunduran HMI”, telah mengungkapkan secara gamblang kemunduran yang dialami HMI. Salah satu indikator kemunduran yang di kemukakannya dan masih relate dengan kondisi hari ini ialah ”Menurunnya peran HMI dalam gerakan-gerakan mahasiswa di tingkat regional maupun nasional dalam merespon berbagai tantangan”, keadaan dimana kita melihat HMI lamban merespon issue dan tantangan, atau tidak lagi melihat HMI sebagai fasilitator konsolidasi gerakan mahasiswa, alih alih menjadi fasilitator konsolidasi justru malah sebaliknya. Tidak lagi dapat mengintegrasikan diri dengan massa rakyat, apalagi membangun keberpihakannya terhadap yang tertindas, membawa HMI jauh dari akar rumput. Memudarnya “tradisi intelektual HMI”. Hemat penulis, indikator memudarnya tradisi intelektual HMI terletak pada konflik internal di tubuh organisasi, adanya dualisme antar kelompok dengan kepentingan yang berkelit kelindan, seakan akan himpunan hanya sebatas menjadi arena pertarungan antar kelompok saja dan mengesampingkan substansi serta arah perjuangan HMI. Lebih parahnya, kerap kali dalam tradisi intelektual HMI kader kadernya selalu di hadapkan dengan orientasi politik, yang penulis nilai sebagai bentuk telanjang dari pragmatisme. Hal hal demikian berimplikasi negatif juga berdampak panjang, baik pada tingkatan pengurus besar, cabang, bahkan sampai komisariat. Menjadi problem besar di tengah-tengah kemajemukan narasi HMI yang konon katanya kritis, dan hmi tertinggal dari misinya menciptakan “Muslim Intelegensia”. Nurkholis Madjid, memberikan peringatan keras terhadap HMI ketika menjelang kongres ke- 23 HMI di Balikpapan tahun 2002. Dalam peringatan itu mengatakan bahwa apabila HMI tidak bisa melakukan perubahan, lebih baik membubarkan diri. Peringatan itu sebagai shock therapy, dengan harapan, HMI dapat dan mampu melakukan perubahan terhadap dirinya yang banyak kalangan dipandang bahwa dalam tubuh HMI ditemukan berbagai kekurangan yang sifatnya negatif Baca Refleksi 63 Tahun Perjuangan Hmi Mendiagnosa Lima Zaman Perjalanan Hmi “Suatu Tinjauan Historis Dan Kritis Terhadap Fase-Fase Perjuangan Hmi” Dalam Menjawab Tantangan Masa Depan, Agussalim Sitompul. HMI hari ini tepatnya, sudah berumur 74 tahun sejak didirikannya, usia yang cukup tua. Setengah abad lebih HMI malang melintang di indonesia, yang seharusnya di imbangi dengan kontribusi dan karya kader kadernya dalam menghadapi jaman. Penulis teringat sebuah pernyataan dari Jurgen Moltmann “Berteologi adalah sebuah upaya berdialog dengan siapapun. Ia bukan sebuah upaya mengurung diri kepada pembebasan dari penindasan”. Semangat itu bukan hanya semangat berteologi, tapi juga menjadi semangat beragama, demikian hal nya dengan semangat ber-HMI. Pada akhirnya, ber-HMI bukan hanya sekedar “semangat mengikat diri” pada institusi stagnan, pada “nyamannya rumah”, atau pada “nyamannya dogmatika”. Tapi menjadi kesadaran juga semangat kolektif untuk membebaskan yang tertindas. Membangkitkan HMI dari persimpangan sejarah, menjadikan HMI yang mengintegrasikan dirinya dengan massa rakyat, HMI yang membangun keberpihakan terhadap kaum mustadh’afin, dan HMI yang merespon jaman. Tulisan ini sengaja di buat sebagai bentuk dedikasi terhadap organisasi yang sudah berusia senja ini, sebuah kritik untuk HMI dari penulis yang juga merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam. Doni Nuryana Penulis Doni HmI Cabang Ciputat Komisariat Fakultas Teknik Unpam Teruntuk pembaca setia Sabba “Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna” Pramoedya Ananta Toer Uploaded byIkhsanuz Zaky 0% found this document useful 0 votes18 views3 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes18 views3 pagesFase Perkembangan HmiUploaded byIkhsanuz Zaky Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Sejarah Perjuangan HMI Sejarah"Pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan dan difikirkan oleh manusia pada masa lampau untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan masa yang akan datang". Perjuangan "suatu kesungguhan disertai usaha yang teratur tertib dan berencana untuk mengubah kondisi buruk menjadi baik". HMI adalah kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam. B. Tujuan Mempelajari sejarah Perjuangan HMI Untuk meninjau dan meneliti secara sistematis dengan penuh kritis masa yang lalu agar dapat dijadikan cerminan dan pedoman masa kini sehingga dapat ditetapkan arah perjuangan masa mendatang. C. Organisasi sebagai alat berjuang dan tempat beramal QS. Ali Imron104 Menyeru kepada kebaikan/Islam dan mencegah kemunkaran adalah kewajiban setiap muslim. Maka HMI sebagai organisasi yang bercirikan Islam merupakan alat untuk mengajak kepada kebaikan wajib pula ada. BAB II TINJAUAN HISTORIK A. Lafan Pane dan hubungannya dengan HMI Lafran pane adalah tokoh pendiri utama HMI sehingga HMI tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan Lafran Pane. B. Latar Belakang munculnya Pemikiran Berdirinya HMI Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan. Adapun dampak penjajahan adalah sbb Aspek Politik seluruh rakyat RI menjadi objek jajahan dan kehilangan kedaulatannya. Aspek pemerintahan dengan diciptakannya Gubernur jenderal sebagai perwakilan pemerintah belanda dan Jayakarta - Batavia menunjukkan bahwa Indonesia berada di bawah pemerintahan hindia belanda. Aspek Hukum pelaksanaan hukum bertentangan dengan kondisi sosiologis orang-orang Islam diperlakukan diskriminatif dan Belanda selalu diuntungkan Aspek pendidikan kebijakan pemerintah belanda menempatkan Islam sebagai saingan. Aspek Ekonomi dengan pembentukan VOC 1902 merupakan momentum penguasaan ekonomi Indonesia oleh Belanda dan Gubernur Van Den Bosh memakai Pola Tanam Paksa cultuurstelsel untuk komoditi ekspor. Aspek kebudayaan munculnya aliran budaya secara bebas dan bersaing. Aspek keagamaan Belanda membawa misi agama nasrani Berkembangnya faham dan ajaran komunis Berawal dari ISDV Indische Social Democratische Vereeniging 1914 yang berhasil mendekati SI sehingga SI terpecah belah. Pada tgl 23 Mei 1920 ISDV berganti nama menjadi PKI dengan Semaun dan Darsono sebagai Presiden dan Wapres. Faham komunis dikembangkan melalui PMY dan SMY yang berhaluan komunis. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis, dilihat dari sudut Secara akademik Perguruan Tinggi akan mencetak para sarjana, intelektual dan calon pemimpim bangsa, calon dosen, guru, praktisi dll. Dari segi kelembagaan Perguruan Tinggi merupakan pusat kebudayaan, pembaharuan dan kemajuan Dari segi kegiatan intra dan ekstra kemahasiswaan menjadi ajang pembentukan kader di kalangan mahasiswa. Kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaam PMY dalam aktivitasnya tidak memperhatikan kepentingan mahasiswa beragama Islam. Dengan tidak tersalurnya aspirasi keagamaan mayoritas mahasiswa di Yogyakarta merupakan alasan kuat bagi mahasiswa yang beragama untuk mendirikan organisasi mahasiswa sendiri terpisah dari PMY. Gerakan untuk memunculkan sebuah organisasi mahasiswa Islam untuk menampung aspirasi mahasiswa akan kebutuhan pengetahuan, pemahaman, penghayatan keagamaan yang aktual muncul di akhir November 1946 secara organisatoris di awal februari 1947 dengan berdirinya HMI. Kemajemukan Bangsa indonesia Kemajemukan Indonesia dalam segala aspek-suku, agama, ras, golongan serta dalam aspek agama, budaya, politik dan tingkat pengetahuan yang juga dimiliki umat Islam Munculnya Polarisasi Politik Sebelum HMI berdiri tahun 1947, suasana politik RI mengalami polarisasi politik antara pihak pemerintah dipelopori partai sosialis dan pihak oposisi yang dipelopori Masyumi, PNI dan Persatuan Perjuangan Tan Malaka. Pihak pemerintah menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan kemerdekaan dengan perjuangan diplomasi sedang pihak oposisi menekankan pada perjungan bersenjata. Polarisasi politik ini berpengaruh membawa masyarakat mahasiswa. Tuntutan Modernisasi dan tantangan Masa Depan Timbulnya gerakan pembaharuan baik di dunia Islam dan di Indonesia, karena tuntutan kepada pembaharuan sebagai kebutuhan untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul, disebabkan adanya kemunduran dan keterbelakangan, maupun menghadapi perkembangan baru sebagai akibat dari kemajuan IPTEK. Pembaharuan dalam arti modernisasi merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dielakkan, karena modernisasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. BAB III BERDIRINYA HMI A. Deklarasi Berdirinya HMI, arti dan makna 5 Februari 1947 HMI berdiri/dideklarasikan pada hari rabu tanggal 14 Rabiul awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1947, di salah satu ruangan kuliah STI dengan tokoh utama pendirinya adalah Lafran Pane mahasiswa STI tingkat I bersama mahsiswa STI lainnya. B. Di sekitar kelahiran HMI Tujuan HMI ketika pertama berdiri Mempertahankan negara RI dan mempertinggi derajat rakyat indonesia. Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam Tujuan HMI saat ini Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terbentuknya masyarakat adil makmur yang diridloi Allah SWT. Karakteristik HMI karakteristik sesuatu yang sejak awal berdirinya sudah melekat Berasaskan Islam ,dan bersumber pada Al Qur'an serta As Sunah Berwawasan keindonesiaan dan kebangsaan Bertujuan, terbinanya lima kualitas insan cita Bersifat independen Berstatus sebagai organisasi mahasiswa Berfungsi sebagai organisasi kader Berperan sebagai organisasi perjuangan. Bertugas sebagai sumber insansi pembangunan bangsa. Berkedudukan sebagai organisasi modernis. C. Tokoh-tokoh Pemula HMI Pemrakarsa/pendiri HMI adalah Lafran Pane, Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Maisssaroh Hilal, Suwali, Yusdi Ghozali, Mansyur, Siti Zainah, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi dan Badron Hadi. D. Faktor Penghambat Dari Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta PMY Dari Gerakan Pemuda Islam Indonesia GPII Dari Pelajar Islam Indonesia PII BAB IV FASE-FASE PERJUANGAN HMI DAN RELEVANSINYA DENGAN PERJUANGAN BANGSA A. Fase Konsolidasi Spiritual dan Proses berdirinya HMI November 1946-4 Februari 1947 B. Fase Berdiri dan Pengokohan 5 Feb 1947 - 30 Nov 1947 Dalam rangka mengokohkan eksistensi HMI Maka diadakan berbagai aktivitas untuk popularisasi organisasi dengan mengadakan ceramah-ceramah ilmiah, rekreasi, malam-malam bidang organisasi didirikan cabang-cabang baru seperti Klaten, Solo dan Yogyakarta. C. Fase perjuangan bersenjata dan perang kemerdekaan, serta menghadapi penghianatan I PKI 1947-1949 Untuk menghadapi pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirto Sudiro membentuk Corps Mahasiswa CM, dengan komandan Hartono Wakil Komandan Ahmad Tirto Sudiro, ikut membantu pemerintah menumpas pemberontakan PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah PKI menaruh dendam pada HMI. D. Fase pembinaan dan pengembangan organisasi 1950-1963 Sejak tahun 1950 dilaksanakan konsolidasi organisasi sebagai masalah besar dan pada bulan juli 1950 PB HMI dipindahkan dari Yogya ke Jakarta. Diantara usaha-usaha yang dilaksanakan selama 13 tahun yaitu pembentukan cabang-cabang baru, menerbitkan majalah media, 7 kali kongres, pengesahan atribut HMI sebagai lambang, bendera, muts, Hymne HMI, merumuskan tafsir azas HMI, pembentukan Badko, menetapkan metode training HMI, pembentukan lembaga -lambaga HMI. Dibidang ekstern pendayagunaan PPMI, Menghadapi Pemilu I 1955, Penegasan independensi HMI, mendesak pemerintah supaya mengeluarkan UU Perguruan Tinggi, pelaksanaan pendidikan agama sejak dari SR sampai Perguruan Timggi dll. E. Fase Tantangan Setelah Masyumi dan GPII berhasil dipaksa bubar, maka PKI menganggap HMI sebagai kekuatan ketiga umat islam. Maka digariskan Plan 4 tahun PKI untuk membubarkan HMI, dimana menurut plan atau rencana itu HMI harus bubar sebelum Gestapu/PKI meletus. Dendam kesumat PKI terhadap HMI, menempatkan HMI sebagai organisasi yang harus dibubarkan karena dianggap sebagai penghalang bagi tecapainya tujuan PKI. Sementara itu HMI berhasil mengadakan konsolidasi organisasi, dimana HMI tampil sebagai organisasi yang meyakinkan Tujuan dan target pembubaran HMI adalah untuk memotong kader-kader umat islam yang akan dibina oleh HMI. Untuk membubarkan HMI dibentuklah panitia aksi pembubaran HMI di Jakarta GMNI, IPPI, GERMINDO, GMD, MMI, CGMI dll. Menjawab tantangan tersebut, Generasi Muda Islam yang terbentuk tahun 1964 membentuk panitia solidaritass pembelaan HMI. Dalih Pengganyangan terhadap HMI berupa fitnah dan hasutan sejak dari yang terbaik sampai yang terkeji, HMI dikatakan anti Pancasila, anti UUD 1945, anti PBR Soekarno dan lain-lain. Dukungan dan pembelaan terhadap HMI walaupun HMI dituntut dibubarkan oleh PKI,CGMI dan segenap kekuatan dan simpatisannya, namun para pejabat sipil maupun militer para pimpinan organisasi dan mahasiswa serta tokoh islam turut membela dan mempertahankan hak hidup kebijaksanaan Panglima Besar Kotrar Presiden Soekarno dengan surat keputusan tanggal 17 September 1965, HMI dinyatakan jalan terus. Strategi HMI Menghadapi PKI menggunakan PKI Pengamanan, Konsolidasi, Integrasi Anti klimaks Gestapu meletus, ketajaman politik HMI telah mencium bahwa pemberontakan tersebut dilakukan PKI. PB HMI menghadap Pangdam V Jaya Mayor Jendja Umar Wira Hadi Kusumah dan menyatakan Pemberontakan itu dilakukan oleh PKI, HMI menuntut supaya PKI dibubarkan, Karena pemberontakaitu menyangkut masalah politik ,maka harus diselesaikan secara politik, HMI akan memberikan bantuan apa saja yang diperlukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan Gestapu PKI. F. Fase kebangkitan HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor kebangkitan angkatan '66 1966-1968 Tanggal 1 Oktober 1965 adalah tugu pemisah antara orde lama dengan orde baru. Apa yang disinyalir PKI, seandainya PKI Gagal dalam pemberontakan HMI akan tampil kedua kalinya menumpas pemberontakan PKI betul-betul terjadi. Wakil ketua PB HMI Mar'ie Muhammad tanggal 25 Oktober 1965 mengambil inisiatif mendirikan KAMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia. Tritura 10 Januari 1966 Bubarkan PKI, retool kabinet, turunkan harga. Kemudian Dikeluaarkan Surat Perintah Sebelas Maret pada tanggal 12 Maret PKI dibubarkan dan dilarang. Kabinet Ampera teerbentuk. Alumni HMI masuk dalam kabinet, dan HMI diajak hearing dalam pembentukan kabinet. G. Fase partisipasi HMI dalam pembangunan 1969-sekarang Setelah Orde baru mantap dimulailah rencana pambangunan lima tahun oleh pemerintah. HMI sesuai dengan lima aspek telah memberikan sumbangan dan partisipasinya dalam pembangunan 10 Partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan, 20 partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai aspek pemikiran, 30 partisipasi dalam bentuk langsung pembangunan. H. Fase kebangkitan intelektual dan pergolakan pemikiran 1970-1994 Pada tahun 1970 Nurcholis Majid menyampaikan ide pembaharuan dengan topik Keharusan Pembaharuan pemikiran dalam islam dan masalah integrasi umat. Sebagai konsekuensinya di HMI timbul pergolakan pemikiran dalam berbagai substansi permasalahan timbul perbedaan pendapat, penafsiran dan interpretasi. Hal ini tercuat dalam bentuk seperti persoalan negara islam, islam kaffah, sampai pada penyesuaian dasar HMI dari Islam menjadi Pancasila. I. Fase Reformasi 1995-sekarang Secara historis sejak tahun 1995 HMI mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan menyampaikan pandangan dan kritik kepada pemerintah. Sesuai dengan kebijakan PB HMI, bahwa HMI tidak akan melakukan tindaka-tindakan inkonstitusional dan pertama disampaikan Yahya Zaini Ketum PB HMI ketika menyampaikan sambutan pada pembukaan Kongres XX HMI di Istana Negara Jakarta tanggal 21 Januari 1995. Kemudian pada peringatan HUT RI ke-50 Taufik Hidayat Ketua Umum PB HMI menegaskan dan menjawab kritik-kritik yang memandang HMI terlalu dekat dengan kekuasaan. Bagi HMI kekuasaan bukan wilayah yang haram. Pemikiran berikutnya disampaikan Anas Urbaningrum pada peringatan Dies Natalis HMI ke-51 di Graha Insan Cita Depok tanggal 22 Februari 1998 dengan judul urgensi "reformasi bagi pembangunan bangsa yang bermarbat". BAB V MASA DEPAN HMI, TANTANGAN DAN PELUANG Kritikan terhadap HMI datang dari dalam maupun dari luar HMI. Kritikan itu sangat positif karena dengan kritikan HMI akan mengetahui kekurangan dan kesalahan yang diperbuatnya sehingga dapat diperbaiki untuk masa yang akan terhadap HMI berupa Independensi HMI, Kerja sama dengan militer, Sikap HMI terhadap Komunis,Tuntutan negara islam, adaptasi nasional, Dukungan terhadap rehabilitasi Masyumi,Penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya azas, Adaptasi rasional dan lain-lain. Melalui Kritikan itu Banyak pihak menilai kredibilitas HMI mengalami kemunduran. Untuk memulihkan kredibilitas tersebut, M Yahya Muhaimin Pada kongres XX mengemukakan konsep Revitalisasi, Reaktualisasi, Refungsionalisai, Restrukturisasi. Anas Urbaningrum memberi terapi dengan Politik etis HMI, Peningkatan visi HMI,Intelektualisasi, penguasaan basis dan modernisasi organisasi. Untuk mencapai tujuan HMI pelu dipersiapkan suatu kondisi sebagai modal untuk merekayasa masa depan sesuai dengan 5 kualitas insan cita HMI. Tantangan yang dihadapi HMI dan bangsa Indonesia sangat kompleks tetapi justru akan menjadi peluang yang sangat baik untuk memperjuangkan cita-cita nya sehingga menjadi kenyataan. BAB VI PENUTUP Dengan mengetahui sejarah masa lampau dapat diketahui kebesaran dan semangat juang HMI. Hal tersebut merupakan tonggak bagi HMI untuk meneruskan perjuangan para pendahulunya pada masa kini dan menuju hari esok yang lebih baik. Mempelajari HMI tidak cukup dengan mengikuti Training formal. Tetapi mempelajari dan menghayati HMI harus dilakukan secara terus menerus tanpa batas kapan dan di manapun. Dengan cara seperti itulah pemahaman dan penghayatan akan nilai-nilai HMI dapat dilakukan secara utuh dan benar. Artikel Terkait LAH Tepat pada 05-Februari-2022, Organisasi yang bernama Himpunan mahasiswa Islam HMI merayakan Milad hari kelahiran nya yang ke 75. Sebagaimana telah menjadi tradisi di masyarakat seluruh dunia, ketika berbicara tentang hari kelahiran, baik itu di tataran personal atau komunitas sosial. Perihal ini sangat identik sekali dengan perayaan-perayaan simbolis maupun ceremonial untuk merefleksikan sesuatu ataupun me-regresi ingatan pada hal yang telah berlalu silam guna memunculkan harapan dan doa, ide dan gagasan ataupun hanya sekedar perayaan simbolik tanpa memuat substansi artian lain, ketika kita kehilangan substansi dari sesuatu maka yang kita pegang sejatinya adalah aksidenta semata. Kehilangan substansi disini dimaksudkan sebagai kegagalan seseorang dalam menangkap makna dan inti dari sesuatu secara tepat dan akurat. Sehingga nya substansi tersebut akan berubah menjadi simbolis atau atributif semata. Nah di tulisan ini, kita akan menyelami judul di atas sampai ke dasar ataupun hal-hal yang fundamental dan radikal. Sebelum masuk kedalam ruang yang lebih jauh, alangkah lebih baiknya kita mulai dari pintu dan pondasinya agar lebih terstruktur dan sistematis dalam penjabaran nya. Untuk itu mari kita mulai dari definisi terlebih RefleksiSecara etimologis, refleksi berasal dari bahasa inggris yaitu "reflection" yang berakar dari bahasa latin "reflectere". artinya adalah "Melengkung ke belakang". Sedangkan secara terminologi refleksi adalah meditasi yang mendalam untuk memeriksa sesuatu guna mendapatkan ide dan kata kritis, berasal dari kata "kritikus", "kritikos" yang artinya "menilai" atau ia mengidentifikasi kapasitas intelektual dan cara "menilai", "menilai", "untuk menilai", serta "mampu membedakan nya".Kritis atau critical juga bisa didefinisikan sebagai upaya melibatkan penilaian yang terampil tentang kebenaran, prestasi, dll. Didalam sejarah, orang yang pertamakali dianggap sebagai "Bapak Kritis" ataupun orang yang pertamakali memperkenalkan metode berpikir Kritis adalah Sokrates. Ia telah menemukan suatu metode pembelajaran yang dikenal sebagai "Socratic Questioning" Dalam metode tersebut, ia menetapkan pentingnya mencari bukti yang teliti untuk menguji pemikiran dan asumsi-asumsi, analisis konsep-konsep dasar, dan menyampaikan implikasi ke luar yang tidak hanya dari apa yang dikatakan, tetapi apa yang dilaksanakan. Lalu apa yang dimaksud dengan berpikir reflektif dan berfikir kritis ?.Menurut Busthan Abdy Berpikir reflektif itu sifatnya internal, yaitu upaya menemukan ide-ide kritis di dalam diri sendiri 2016;134. sementara Berpikir kritis dalam pandangan John Dewey artinya adalah pertimbangan yang sifatnya aktif, persisten terus-menerus dan teliti, mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja, dengan dipandang dari sudut alasan yang mendukungnya, dan kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya Dewey, 19099.5. Jadi dapat disimpulkan bahwa berpikir reflektif-kritis atau Refleksi Kritis artinya berpikir secara terus menerus guna mendapatkan ide-ide kritis didalam diri sendiri atau suatu kelompok ataupun komunitas kapan refleksi kritis itu muncul? Dan kenapa ia muncul ?. Kita akan coba menjawab nya dalam konteks optik geometris sebagai alat ukur nya. Didalam optik geometris "Refleksi atau pemantulan adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi medium asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium". Refleksi atau pantulan cahaya terbagi menjadi 2 tipe specular reflection Refleksi Spekuler dan diffuse reflection Refleksi Difusi. Specular reflection menjelaskan perilaku pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata, seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya ke arah yang dengan mudah dapat diduga. Kita dapat melihat citra wajah dan badan kita di dalam cermin karena pantulan sinar cahaya yang baik dan Diffuse reflection menjelaskan pemantulan sinar cahaya pada permukaan yang tidak mengkilap seperti pada kertas atau batu 6. Jika kita tarik dalam konteks ke-HMIan. Kita bisa menganggap bahwa Cahaya itu adalah Citra HMI sebagai kader umat dan kader bangsa dan pantulan dari sebuah obyek itu adalah konflik dan masalah yang dihadapi oleh HMI Masalah substantif ; Bercahaya; dan sebaliknya. Dimasa lalu, HMI turut serta dalam perjuangan bangsa seperti meredam pemberontakan PKI Muso di madiun dan solo 1948, melawan agresi militer belanda 1949, sampai pada puncaknya yaitu turut andil menjatuhkan otoritarianisme orde baru 1998. Oleh karena masalah yang substansial tersebut, HMI menjadi lebih bersinar dan bercahaya. Dalam artian nya HMI bercahaya dikarenakan mampu menyelesaikan persoalan dan polemik yang dihadapi oleh umat dan bangsa Refleksi Spekuler.Namun kini agaknya, HMI malah terjebak dalam masalah-masalah yang tidak substantif bercahaya. Oleh karena nya, Citra HMI pun semakin redup di bumi pertiwi ini. Tak mungkin obyek yang tidak mengkilap mampu memantulkan cahaya. Kita bisa melihat bagaimana HMI dewasa ini yang lebih sering berkonflik di internal nya sendiri sehingga wilayah-wilayah eksternal pun menjadi tidak terjamah. Itulah yang kita maksudkan sebagai "diffuse reflection" atau refleksi difusi. Lalu kapan Dan Kenapa refleksi Itu muncul? Tentunya karena ada pergeseran nilai yang terjadi dari forma ideal nya yang didorong oleh kesadaran, baik kesadaran individual maupun kesadaran kolektif. Seperti Tujuan HMI dipasal 4 AD, tatkala terjadi pergeseran nilai konotasi negatif, maka hal Ini sangat potensial atau memungkinkan untuk melahirkan refleksi kritis untuk menghasilkan terobosan MiladKata Milad berasal Dari Bahasa Arab "Walada" yang berarti "Kelahiran". kata Milad merupakan Isim Mashdar dari Fi'il Madli yang sama. Di Indonesia sendiri Kita juga sering menjumpai Kalimat "Yaumul Milad" yang artinya "Selamat Ulangtahun". Nah, kita akan melacak genealogi tradisi Ini supaya tidak memunculkan kefanatikan kita pada penting atau tidaknya perayaan ini dilakukan. Kita akan Lacak dalam transisi tradisi perayaan nya dalam beberapa hal berikut 1. Bangsa Mesir Memulai Tradisi Perayaan Ulang ribuan tahun yang lalu, saat Firaun memakai mahkota untuk bangsa Mesir Kuno, masyarakat menganggapnya sebagai wujud Dewa. Sehingga hari tersebut dianggap lebih penting dibanding kelahiran masyarakat biasa ke dunia. Tanggal kelahiran Firaun sebagai 'Dewa' tersebut terus dirayakan berulang kali setiap Bangsa Yunani Menambahkan Lilin Saat Ulang TahunSedangkan bangsa Yunani yang memperkenalkan tradisi lilin ulang tahun. Warga Yunani akan mempersembahkan kue berbentuk bulan untuk Artemis dengan beberapa lilin di atas kue. Mereka memakai lilin sebagai refleksi cahaya bulan dan kecantikan. Akhirnya tradisi ini dipakai banyak orang untuk merefleksikan ulang tahun sebagai awal kehidupan baru yang lebih Bangsa Romawi Kuno Mulai Rayakan Ulang Tahun Untuk Orang BiasaAwal perayaan ulang tahun adalah untuk raja dan dewa, namun bangsa Romawi memulai perayaan ulang tahun untuk masyarakat 'biasa'. Orang biasa dapat merayakan ulang tahun dengan teman dan keluarga mereka. Mereka juga mulai mengenal tradisi memberi kado. Pada masa itu, kado yang berharga adalah tepung terigu, minyak zaitun, madu dan keju parut. Dengan catatan, hanya pria yang boleh merayakan ulang tahun. Wanita baru diperbolehkan merayakan ulang tahun pada abad Kue Ulang Tahun Pertama Diciptakan Tukang Roti JermanDi abad ke-18, perayaan ulang tahun mulai menyebar ke seluruh dunia, bahkan di China. Di Jerman, perayaan ulang tahun anak-anak haruslah ramah dan menyenangkan. Untuk membuat suasana lebih menyenangkan, dibuatlah kue ulang tahun yang awalnya berbentuk roti. Lalu di atas roti diberi lilin-lilin yang bila ditiup mitosnya dapat mengabulkan Kue Ulang Tahun Manis dan Cantik Hanya Untuk Orang KayaPada masa revolusi industri, kue ulang tahun dibuat lebih mewah dan manis, sebagai simbol manisnya pertambahan usia. Pada masa itu, roti dianggap sebagai makanan kelas biasa yang bisa dinikmati semua kalangan. Maka diciptakan kue-kue manis yang bentuknya cantik untuk perayaan ulang tahun keluarga-keluarga kaya. Tapi pada akhirnya, saat semua orang sudah bisa membeli bahan kue dan bisa membuat kue ulang tahun, tradisi ini menyebar ke seluruh Lagu "Happy Birthday to You" Awalnya Adalah Lagu Selamat PagiPada tahun 1893, Patty Hill dan Mildred J menulis lagu yang berjudul "Good Morning To All" untuk dinyanyikan oleh siswa-siswa di seluruh dunia. Saat lagu ini sampai di Amerika, keluar berbagai versi lain. Pada tahun 1924, Robert Coleman mengeluarkan buku lagu yang mengganti lirik lagu itu dan diulang-ulang menjadi lagu yang kita tahu sekarang, yaitu "Happy Birthday to You". 7.Sebagai Negara bekas jajahan, tentunya proses asimilasi maupun akulturasi budaya/tradisi menjadi hal yang memungkinkan tradisi ini Sampai ke Indonesia. Maka tak heran jika dalam Milad HMI juga terjadi perayaan dengan memotong kue dan Milad ke-75 HMITerhitung sejak berdiri nya pada 05-Februari 1947, HMI telah menjadi organisasi mahasiswa Islam tertua yang masih bertahan eksis hingga saat ini. Di tahun ini pula HMI telah berusia 75 tahun, tepat pada tanggal 05-Februari-2022. Pada milad ke-75 ini kita akan coba mengupas apa makna yang tersirat didalam Relevansi nya dengan Al-QuranKita akan mengambil surat ke-75 dalam Al-Quran yaitunya Qs. Al-Qiyamah Hari kebangkitan. Surah Al-Qiyamah ini tergolong ke dalam surah Makkiyah yang berjumlah 40 ayat. isinya menitikberatkan pada persoalan hari kebangkitan dan hari pembalasan sebagaimana yang tercantum dalam rukun iman. Secara khusus, Surah Al-Qiyamah membicarakan tentang hari kiamat dan prahara nya, keadaan manusia ketika sekarat, dan apa yang di alami oleh orang kafir ketika di akhirat 1-4 menjelaskan tentang kebenaran akan datangnya hari kiamat atau hari kebangkitan yang mana Allah SWT bersumpah dengan hari kiamat dan menegaskan tentang kebenaran datangnya serta tidak ada keraguan didalamnya. Ayat 7-12 menjelaskan tentang sebagian tanda-tanda hari kiamat yang mengerikan seperti bulan gerhana, mata manusia bingung, makhluk dan umat manusia dikumpulkan untuk menerima perhitungan amal dan, hari pembalasan. Ayat 16-19 menjelaskan tentang keinginan Nabi Muhammad SAW untuk menghafal al-Quran ketika Jibril membacakannya. Beliau bersusah payah mengikuti Jibril dan menggerakkan lidah bersamanya ketika menghafalkan apa yang dibaca Jibril. Maka Allah memerintah beliau untuk mendengarkan bacaan al Quran dan jangan menggerakkan 22-25 menjelaskan tentang pembagian umat manusia di akhirat menjadi dua bagian yaitu Orang yang beruntung dan Orang yang celaka. Orang yang beruntung wajahnya bersinar cerah dengan cahaya dan memandang Tuhan mereka. Sedangkan Orang yang celaka wajahnya gelap dan diselubungi kehinaan. Ayat 26-33 menjelaskan tentang seseorang ketika sakaratul maut yang mengalami berbagai kesulitan dan ketakutan. Saat itu manusia mengalami kesulitan dan kesempitan yang tidak terbayang. Ayat 36-40 menjelaskan tentang keyakinan tentang dikumpulkannya manusia di padang Mahsyar dan hari akhirat dengan dalil-dalil rasional. 8Sebagai organisasi yang berasaskan Islam, tentu nya kader-kader HMI tidak menepikan atau meragukan kebenaran datangnya hari kebangkitan. Sebab hal ini juga dijelaskan di dalam ideologi HMI itu sendiri yaitu Nilai-nilai Dasar Perjuangan NDP terutama di BAB I tentang Dasar-dasar Kepercayaan. Akan tetapi yang jadi persoalan nya adalah sudah sejauh mana kita berbekal dan apa yang telah kita persiapkan untuk menyongsong datangnya hari kiamat. Kita sebagai manusia tidak mengetahui pasti kapan datangnya, sebab Hanya Allah semata lah yang mengetahuinya. Dari pertanda tersebut tentu kita diberi ruang untuk berbekal setiap hari atau bahkan setiap detik menuju kehidupan akhirat kelak. Namun tampaknya kita sebagai manusia seringkali lalai, khilaf dan menunda-nunda ini sejenak mengingatkan kita pada pernyataan Hajriyanto Y. Thohari Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah 1993-1997 bahwa HMI sejak satu dasawarsa terakhir semakin tidak terlihat sama sekali sibghah keislaman nya. baik keislaman nya, baik pada aktivitas maupun semangat intelektualitas nya. Dalam ukuran yang sederhana, Thohari Menyatakan, semangat mempelajari Islam dan mengamalkan nya jauh lebih bergelora pada gerakan mahasiswa Islam kontemporer. 9Tentunya kita mengerti dengan maksud pernyataan diatas. Sebagaimana dalam NDP Bah II "Pengertian-Pengertian dasar tentang kemanusiaan" bahwa mesti ada keseimbangan antara intelektualitas dan spiritualitas untuk menuju kualitas insan cita, pengabdi dan insan kamil. Kelunturan kualitas-kualitas tersebut lah yang dimaksudkan pada pernyataan diatas. 10Kita bisa melihat bagaimana HMI dewasa ini yang mengalami masalah pelik dalam internal organisasi nya. Sehingga nya banyak sekali problem-problem yang sejatinya membutuhkan uluran tangan dari kader-kader HMI menjadi terabaikan akibat masalah internal tersebut. Seperti konflik dualisme di PB HMI yang berujung pada rekonsiliasi antara Al-Jihad dengan Arya Kharisma. Tak usai sampai disitu, telah muncul pula PJ Ketua Umum baru ditahun 2021 kemarin. Bahkan ironisnya, konflik ini berimbas kepada tingkatan BADKO, Cabang, bahkan kita relevansikan dengan surah di atas, maka HMI hari ini sedang mengalami krisis dan kejumudan berislam. Persoalan nya bukan lagi pada sisi intelektualitas dan pengetahuan nya akan Islam, tetapi pada aspek spiritual dan pengamalan nya. Di Bab II NDP di jelaskan bahwa sesuatu dapat menjadi nilai ketika ia telah melembaga dalam tindakan atau pengamalan , sedangkan di Bab 8 Penutup dijelaskan juga bahwa inti NDP yaitu Beriman, Berilmu dan Beramal sebagai sesuatu yang integral. Maka dari itu pengamalan akan ilmu baik yang sifatnya vertikal ataupun horizontal mesti lebih dimasifkan. Karena kita tidak tau hari kiamat itu kapan datangnya, tetapi kita bisa menyiapkan bekal untuk akhirat kelak dengan meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita selama masih ada waktu dan kesempatan di atas dunia. Sebab dunia hanyalah persinggahan sementara untuk memproduksi amal shaleh menuju kehidupan Tafsir Angka Milad ke buku "Power of Numbers" Tan PhD, kita akan menafsirkan makna tersembunyi dari angka kelahiran Hmi dengan usia HMI saat ini. Yaitu dengan cara Mengkombinasikan angka akar dari hasil pencarian "05-Februari-1947" dengan "05-Februari-2022". Setelah melakukan perhitungan menggunakan metodologi didalam buku tersebut, maka dapat lah angka akar kombinasi nya adalah 5. Lalu bagaimana dengan tafsiran nya ?.Tafsir angka akar kombinasi 5. adalah ketika ia bersama-sama, rintangan dan kesulitan akan terjadi. Anda harus bergerak ke sana kemari, Anda lebih sering mencari yang terbaik, halangan yang tidak terduga akan menanti tetapi ini membuat anda mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu. Angka 5 adalah angka penentu arah. Berdasarkan tafsiran ini, kita mesti berbenah untuk menjawab tantangan masa kini dan menyongsong tantangan yang akan muncul di masa yang akan datang. Seorang Kader HMI yang diartikan sebagai tulang punggung organisasi adalah penentu arah kemana organisasi HMI ini akan bermuara. Dan kita sama-sama berharap bahwa HMI kedepannya dapat membangkitkan lagi ghirah keislaman-keindonesiaan menuju "Arah Baru HMI ; Berdaya Bersama Menuju Indonesia Emas 2045" sebagaimana yang terlampir pada tema dan twibbon Milad HMI yang ke-75. semoga saja HMI benar-benar bisa kembali ke Cita-cita idealnya yaitu "Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT"D. Perjalanan panjang HimpunanHMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan tanggal 05 Februari 1947 untuk waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan di tempat pengurus Besar Pasal 2 AD HMI. Berbicara mengenai Napak tilas perjuangan HMI, maka tak lepas dari bagaimana proses pendirian nya hingga masa sekarang. Dan ketika berbicara mengenai proses pendirian nya maka hal ini tak lepas dari Lafran Pane yang disebut-sebut sebagai Pendiri Latar belakang berdirinya HMISecara umum, terdapat empat latar belakang berdirinya HMI, yaknia. Situasi Dunia Internasionalkondisi dunia islam yang semakin terpuruk, menimbulkan pertanyaan dari berbagai kalangan. Jika diteliti lebih dalam, umumnya penyebab keterpurukan ini diawali dari kemunduran berpikir hingga berlanjut pada kemandekan dalam berpikir. Ketika islam sudah mencapai masa kejayaan, hal yang patut diwaspadai adalah keteledoran. Umat islam yang berada di atas angin, mulai melupakan perjuangan untuk merintis islam lebih dalam. Akhirnya, mereka menjadi generasi penikmat saja, bukan generasi dari keterpurukan ini, muncullah suatu gerakan untuk mendongkrak semangat islam kembali. Gerakan ini disebut gerakan pembaharuan. Melalui gerakan ini, ajaran islam akan dikembalikan pada hakikatnya. Islam tidak hanya tentang hal-hal yang sakral saja, tapi islam juga berkaitan dengan pengamalan hidup sehari-hari. Sehingga, tujuan gerakan Pembaharuan ini, tak lain adalah untuk mengembalikan ajaran islam pada kebenaran, yakni dengan berlandaskan al-quran dan hadits. Dengan adanya gerakan ini, muncullah tokoh-tokoh gerakan pembaharuan. Seperti di Turki 1720, di Mesir 1807 dan pembaharu nya yang terkenal Muhammad Iqbal, Muhammad Abduh, At-Tahtawi, Muhammad Abdul wahab, Sayyid Ahmad Khan, Situasi NKRIKetika Cornelis de Houtman menjejakkan kakinya di Banten pada 1596, seketika itu pula Indonesia mulai merasakan penjajahan yang dilakukan Belanda. Selama 350 tahun dijajah, ada tiga hal yang dibawa1. Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya, dan Zending agama kristiani,3. Peradaban Barat yang kental sekularisme dan perjuangan terus-menerus dan doa yang tiada henti, akhirnya pada 17 Agustus1945, Soekarno-Hatta mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan. Menandakan bahwa Indonesia telah terbebas dari tangan penjajah Kondisi Mikrobiologis Umat Islam di umat islam sebelum berdirinya HMI, terbagi dalam empat golongan. Pertama sebagian yang melakukan ajaran islam hanya sebagai kewajiban yang di adat kan seperti dalam upacara perkawinan, kematian dankelahiran. Kedua Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran islam sesuai yang dilakukan nabi Muhammad. Ketiga Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yangterpengaruh oleh mistisisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup ini hanya untuk kepentingan akhirat saja. Keempat Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman, selaras dengan wujud dan hakikat agama islam. Mereka berusaha agar agama islam dapat dipraktekkan dalam keseharian masyarakat Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia dua faktor yang mendominasi ada Perguruan Tinggi PT dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama sistem yang diterapkan dalamdunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah pada sekulerisme yang "mendangkalkan agama di setiap kehidupan manusia". Kedua adanya Perserikatan mahasiswa Yogyakarta PMY dan Serikat Mahasiswa Indonesia SMI di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh komunis. Bergabungnya dua faham ini sekuler dan komunis, melanda dunia PT dan kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya"krisis keseimbangan " yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan hati, jasmani dan rohani serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan Latar belakang pemikiran Berdirinya HMI, sebagaimana kita tahu bahwa HMI didirikan atau diprakarsai oleh lafran Pane. Seorang mahasiswa STI di Yogyakarta yang ketika itu genap berusia 25 tahun. Ayahnya seorang tokoh pergerakan nasional di Sipirok dan dua saudaranya Sanusi Pane dan ArmijnPane merupakan salah satu pujangga era klasik di indonesia. Lafran kecil, remaja dan dewasa yang nakal, suka memberontak dan "bukan anak sekolah yang rajin adalah identitas fundamental Lafran sebagai ciri paling menonjol dari independensinya. Perjalanan hidup lafran yang berliku dengan tanpa menyerah dijalaninya. Ia terus berusaha menemukan kebenaran sejati, sehingga terbentuk HMI. Ia berpikir, bahwa "Melihat dan menyadari keadaan mahasiswa yang beragama islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya." Hal ini, terjadi karena sistem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Sehingga, perlu dibentuk wadah yang dapat merubah keadaan tersebut serta cocok bagi mahasiswa yang selalu inovatif untuk melakukan pembaharuan dalam segala bidang. Maka, dalam keadaan yang bergolak pasca kemerdekaan, harus ada yang ikut membela dan mempertahankan keutuhan NKRI serta mengusahakan kesejahteraan Saat-saat berdirinya HMIRencana pendirian HMI oleh Lafran Pane diawali dengan mengumpulkan sejumlah pemuda di daerah Kauman Yogyakarta, baik yang ada di Sekolah Tinggi Islam STI, Sekolah Tinggi Teknik STT maupun yang berada di Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada untuk melakukan rapat. Rapat ini dihadiri lebih kurang 30 Mahasiswa. Diantaranya terdapat pengurus PMY Persyarikatan Mahasiswa Yogyakarta dan GPII Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Rapat-rapat yang telah berulang dilaksanakan belum melahirkan perkumpulan karena ditentang oleh PMY dan GPII, bahkan tidak sedikit pula yang penjajakan pendapat publik terhadap kemungkinan lahirnya HMI, Lafran bertukar pikiran dengan Kahar Muzakkir Rektor STI saat itu. setuju dengan syarat organisasi yang didirikan tersebut tidak terlalu mencampuri urusan politik. Tidak berselang lama, gagasan Lafran telah menyebar dikalangan STI. Lafran segera menyiapkan Anggaran dasar dan nama organisasi yang akan ditawarkan yakni nya HMI Himpunan Mahasiswa Islam. Mantan penjual karcis bioskop sepertinya paham sekali asal tawaran film nya bagus, karcis tidak susah semakin matang nya situasi yang mengiringi kelahiran HMI, Lafran tidak menyianyiakan momentum yang ada. Saat itu pada jam kuliah tafsir, dosen nya Hussein Yahya. Lafran meminta izin kepada beliau. Mengetahui Lafran Pane selaku Ketua III Senat mahasiswa STI, Hussein yahya mengizinkan meskipun belum tahu pasti tujuan pertemuan itu, namun ia tertarik menyaksikan peristiwa itu. Akhirnya, dengan segala persiapan. Hari Rabu Pon 1878, 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947, Jam 1600 sore, bertempat disalah satu ruangan kuliah STI, Jalan Setyodiningratan. Lafran Pane langsung berdiri didepan kelas dan memimpin mengatakan Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Islam, karena semua persiapan dan perlengkapan sudah beres. Siapa yang mau menerima Berdirinya organisasi mahasiswa Islam ini, itu sajalah yang diajak, dan yang tidak setuju biarkanlah mereka terus Sosok Lafran PaneSemenjak diadakannya kongres XI HMI di Bogor, tanggal 12 Mei 1974, Lafran pane sah ditetapkan sebagai pemrakarsa atau pendiri HMI. Lafran adalah anak keenam dari Sutan Pangurabaan Pane, lahir di Padang Sidempuan, 5 Februari 1922. Karena Lafran lahir dan tumbuh pada masa penjajahan, kehidupan yang dijalaninya tidak mudah, dan terkadang ia harus berpindah tempat untuk mengikuti orang tuanya. Pendidikannya pun tidak berjalan "normal" dan "lurus". Meski ia dikenal sangat nakal di sekolah, ia juga dikenal sangat cerdas. Ketika beranjak dewasa, ia mulai berpikir radikal dan mencari hakikat hidup sebenarnya. Pada Desember 1945, Lafran pindah ke Yogyakarta, karena sekolah STI Sekolah Tinggi Islam tempatnya menimba ilmu dipindahkan, yang semula berada di jakarta. Ia memperoleh pendidikan agama yang lebih intensif sehingga membuka jalan baginya untuk terus berpikir dan lafran, islam merupakan satu-satunya pedoman hidup yang sempurna, karena menjadikan umat islam bahagia dunia dan akhirat. Tahun 1948, Lafran pindah studi ke Akademi Ilmu Politik AIP. Saat balai Perguruan Tinggi gajah mada dan fakultas kedokteran di Klaten, serta AIP Yogyakarta dinegerikan pada 19 Desember 1949 menjadi Universitas Gajah Mada UGM, secara otomatis Lafran termasuk mahasiswa pertama UGM. Setelah bergabung menjadi UGM,AIP berubah menjadi fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik, dan Lafran menjadi sarjana pertama dalam ilmu politik dari fakultas tersebut, pada 26 Januari 1953. 155. Visi Pendiri HMIa. Gagasan Pembaharuan Pemikiran KeislamanUntuk mengetahui dan memahami ajaran islam secara utuh, harus meningkatkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran islam. Islam menjamin, bagi siapa yang memeluknya, ia akan diberi kebahagiaan dunia dan akhirat. Tugas mulia umat islam adalah mengajak manusia kepadakebenaran illahi dan kewajiban umat islam adalah menciptakan masyarakat adil,makmur secara material maupun spiritual. Dengan adanya gagasan pembaharuan tersebut, ajaran islam dapat diamalkan dengan baik dan benar. Gagasan pembaharuan pemikiran islam pun hendaknya dapat menyadarkan umat islamyang terlena dengan kebesaran dan kejayaan masa Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial BudayaKemajemukan. Sosial budaya masyarakat Indonesia, terkadang menimbulkan sisi baik dan buruk. Meski kemajemukan merupakan sumber kekayaan bangsa yang tak ternilai, tetapi keberagaman yang tak terorganisir akan mengakibatkan perpecahan dalam NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan awal pembentukan HMI, juga tidak terlepas dari gagasan dan visi sosial budaya, yakni1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran tujuan tersebut, HMI ingin agar kehidupan sosial-budaya yang Ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Masyarakat muslim Indonesia yang hanya memahami ajaran islam sebatas ritual harus diubah pemahamannya dan keadaan sosial-budaya yang telah mengakar ini tidak dapat diubah serta merta, Tetapi perlu proses Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan untuk bersatu secara integral, sebenarnya telah terbentuk saat awal-awal berdirinya HMI. Sebagaimana rumusan awal tujuan HMI, yakni1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia terkandung wawasan keindonesiaan dan kebangsaan.2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran islam terkandung pemikiran keislaman.Itulah dasar perjuangan HMI dalam berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata perjuangan HMI dalam komitmen keutamaan dan kebangsaan adalah melakukan proses perkaderan untuk menciptakan kaderberkualitas insan cita. Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan masih melekat dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara jelas tersurat dalam rumusan tujuan HMI hasil Kongres IX HMI di Malang tahun1969 sampai sekarang, "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah". 166. Fase-Fase Perjuangan HMIa. HMI dalam Fase Perjuangan perjuangan fisik, HMI ikut berjuang ketika pemberontakan PKI di Madiun pada 1948. Pemberontakan tersebut, bertujuan untuk mendirikan "Soviet Republik Indonesia". Menanggapi hal tersebut, HMI menggalangseluruh kekuatan mahasiswa melalui Corps Mahasiswa. Selama krisis tersebut, HMI rela meninggalkan bangku kuliah untuk mempertahankan NKRI dari pemberontakan PKI dan menghadapi perlawanan pula dari agresi militer anak umat dan anak bangsa, HMI berusaha memposisikan diri sebaik mungkin. Ia pun rela memanggul senjata demi keutuhan NKRI. Sebab, HMI berkeyakinan bahwa masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan tercipta keadilan dan kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu, HMI selalu berusaha untukmempersatukan. 17b. HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi PKI semakin merajalela di era 60-an, HMI berusaha untuk menggalang konsolidasi untuk melawan PKI. HMI berusaha untukmengumpulkan semua pihak non komunis agar PKI Madiun tidak mengancam persatuan kedaulatan bangsa, umat islam dan HMI itu sendiri. Sejatinya, ideologi komunis itu bertentangan dengan dasar negara kita, yakni itu, PKI juga berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang menghadapi pemilu 1955, HMI mengadakan konferensi akbar di Kaliurang, Yogyakarta pada 9-11 April 1955, dengan keputusan1. Menyerukan kepada khalayak untuk memilih partai-partai Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi perdebatan dan tidak saling Kepada warga dan anggota HMI supayaa. Wajib aktif dalam Wajib aktif memilih salah satu partai Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai silam yang mendapat banyak tekanan dari pihak yang tidak suka saat itu. Sebab, ada tuduhan yang menyatakan HMI kontra revolusi, dll. Akhirnya, HMI menggelar musyawarah Nasional Ekonomi HMI se-Indonesia di jakarta pada1962. HMI pun dapat selamat dari isu dan tuduhan miring, sehingga dapat berjalan hingga sekarang. 18c. HMI dalam Transisi Orde lama dan Orde 1965, HMI kembali lagi terancam goyah. Namun, lagi-lagi HMI bisa selamat. HMI adalah salah satu organisasi yang menentang ajaran komunis kala itu, sedangkan PKI, Merupakan kekuatan sosial-politik yang besar di negara kita,yang ingin membubarkan HMI. Bahkan, PKI sempat menyatakan "kalau tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik pakai sarung saja". Puncaknya, PKI melakukan pemberontakan pada peristiwa yang dikenal G 30 S/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut, dimulai dengan melakukan penculikan terhadap perwira tinggi AD, kemudian membunuh mereka. Menyikapi hal ini, HMI ikut membantu pemerintah untuk meringkus PKI dan mendukung ABRI. Bahkan, hingga lengsernya presiden Soekarno, yang digantikan oleh Soeharto, HMI tetap ikut berjuang menumpas sisa-sisa PKI dan menjalankan Pancasila serta UUD HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi kader HMI, kita harus memiliki kualitas insan cita, yang nantinya akan tercipta kader intelektual berlandaskan iman yang kuat. Adapun peran HMI dalam pembangunan bangsa dapat dijabarkan, sbb1. Partisipasi dalam pembentukan situasi dan Partisipasi dalam pembentukan Partisipasi dalam bentuk menjalankan peran tersebut, banyak rintangan yang dihadapi, salah satunya pergeseran nilai yang berdampak pada hilangnya ruh perjuangan HMI serta perpecahan HMI menjadi dua HMI Dipo dan MPO.e. HMI dan Fase pasca Orde orde baru, menandakan dibukanya tatanan pemerintahan baru bagi bangsa Indonesia. Era reformasi pun dimulai. Namun, sampai saat ini reformasi masih berupa formalitas belaka. Reformasi kehilangan arah dan belum dapat terealisir karena banyak komponen bangsa yang ingin merasakan sesuatu yang instan dengan harapan akan berumur panjang. 19 Peran HMI pun banyakdipertanyakan oleh orang. Apakah HMI mampu bertahan ditengah ombak dan badai setelah selama ini tetap bertahan?.Jika HMI tidak cepat berbenah, maka dapat diprediksi HMI akan bubar di MILAD nya yang ke 114 Surah dalam Al-Quran. Terhitung sekitar 30 tahun lagi. Mengapa demikian? Karena masa depan yang akan kita Songsong kedepannya akan lebih pelik. Seperti kemajuan teknologi yang tak terbendung.. Otak kita masih otak purba, institusi kita masih institusi Romawi kuni, akan tetapi teknologi kita sudah mendekati Tuhan yang bisa memfasilitasi kebutuhan dan aktivitas manusia Secara otomatis dan Revolusi Nano, Revolusi DNA, Artificial Inteligence AI, Upload nya dan seterusnya. Dikatakan juga bahwa dimasa depan manusia akan menyatu dengan teknologi dengan cara menggabungkan otak manusia dengan komputer, manusia bisa memanage kematiannya dengan cara upload nyawa, manusia dapat bertukar kesadaran dengan manusia lain nya dll. Sehingga nya seperti yang diprediksikan bahwa agama dimasa depan adalah prediksi Lembaga riset asal Amerika Serikat AS yaitu "pew riset center" PRC misalnya. Ia memprediksi jumlah populasi islam akan di imbangi oleh kristen pada 2050 untuk pertama kali nya dalam sejarah. 20 juga memprediksi kan agama akan punah sekitar 100-200 tahun lagi. Atau Yuval Noah Harari memprediksi kan agama akan punah sekitar tahun 2300/2400. Tentunya kader-kader HMI hari ini mesti peka terhadap keadaan dunia yang sedang berlangsung agar terus dapat mempertahankan, menegakkan dan menyiarkan ajaran Islam. Apalagi ditengah porak-poranda disrupsi teknologi yang membuat kita tidak lebih dari sekedar statistik, matematis, dan dipaksa mengikuti algoritma teknologi. Tentunya kita mesti melakukan manuver terhadap berbagai problem dan dilema yang ada, apalagi upaya memesinkan manusia secara total melalui teknologi. Sebab sejatinya kita adalah katalisator dan problem solverUntuk itu, mari tumbuhkan kesadaran dalam internal dan eksternal supaya HMI dapat terus menjaga ghirah keislaman dan keindonesiaan sebagai substansi perjuangan nya. Dengan tantangan yang baru, Manusia-manusia baru Regnerasi HMI, Menuju Arah Baru HMI. Sekian terimakasih, Semoga semua Makhluk berbahagia !.Referensi Brown, Lesley. ed. The New Shorter Oxford English Dictionary 1993 hal. . Diakses tanggal 09 Februari for Critical Thinking. 1998. Critical Thinking Workshop Handbook. Santa Rosa, CA Abdy. 2016. Model Pembelajaran Saskrim-5 is. Kupang Desna Live John. 1909. How We Think. D,C. Health and Co. 5H. D. Young 1992. University Physics 8e. Addison-Wesley. ISBN 35. 6 Diakses pada 09 Februari 2021. 7 Di akses pada 04 februari 2022. 8Panji Masyarakat, 9Tarigan, Azhari Akmal ; NDP HMI Teks, Interpretasi dan kontekstualisasi; Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Cetakan pertama 2018. Hal 101-129. 10Tan, Oliver ; Power of Numbers. Penerbit AW Publishing, Edisi per dan Indonesia Januari 2011. Hal Agussalim Sejarah perjuangan HMI 1947-1975. Jakarta ; Misaka Galiza hal Latihan Kader I LK-I Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat Periode 2016. 15 17Sitompul, Agussalim. Menyatu dengan Umat Menyatu dengan Bangsa; RefleksiPemikiran Keislaman-Keindonesiaan HMI 1947-1997. Jakarta Logos. 2002. 16Tanja, Viktor. HMI; Sejarah dan Kedudukannya Di tengah Gerakan PembaharuIndonesia. Jakarta Sinar Harapan. 1982. 18Yusuf, Ramli. 50 Tahun HMI Mengabdi Republik. Jakarta LASPI. 1997. 19 di akses pada 04 februari 2022. 20 Kelahiran Himpunan Mahasiswa Islam pada tanggal 5 Feberuari 1947 tidak terlepas dari permasalahan bangsa yang didalamnya mencakup Ummat Islam sebagai suatu kesatuan dinamis dari bangsa Indonesia, yang sedang mempertahankan kemerdekaanya. Sebagai organisasi kader yang sudah berumur 65 tahun. HMI, menurut ukuran umur manusia, secara psikologis telah melewati usia transisi dan kematangan berpikir bahkan jika umur HMI dipersamakan sebagian umur rata-rata masyarakat Indonesia, maka dia berada pada fase menunggu akan kematiannya. Dalam konteks inilah, apresiasi kita terhadap HMI menjadi sangat menarik untuk dielaborasi, HMI tentu sangat diharapkan mampu mentransformasikan gagasan dan aksinya terhadap rumusan cita yang ingin diwujudkan yakni "Terbinanya Insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggujawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT, maka aktivitas keseharian HMI harus senantiasa mendekatkan diri pada realitas masyarakat dan secara intens membangun proses dialektika secara objektif, dalam hal ini kader HMI harus memilki keberpihakan terhadap kaum tertindas, serta memperjuangkan kepentingan kelompok ini. Beriringan dengan hal tersebut, dalam dinamika empirik organisasi saat ini, Nampak bahwa HMI semakin kehilangan ruhnya dalam setiap aktivitasnya, baik ruh intelektualisme, sikap kritisnya, maupun semakin hilangan warna ideologis nilai dasar perjuangan dalam dinamika empirik organisasi, diperparah lagi dengan mentalitas arogansi yang tidak diiringi dengan struktur pengetahuan yang komprehensif, yang mewarnai kader-kader HMI saat ini. Implikasinya adalah dengan arogansi yang berlebihan secara tidak sadar ataupun sadar akan berkecenderungan pada pembentukan kader yang kurang komprehensif. Sehingga jika kita analogikan HMI sebagai sebuah perusahaan sesungguhnya kita mulai merasakan bahwa berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh perkaderan HMI sudah mulai ditinggalkan oleh konsumen. Banyak hal yamg menjadi sebab kenapa kesetiaan konsumen kepada kita mulai berkurang, tentu jawabannya adalah bisa jadi semakin banyak para pesaing yang menghasilkan produk yang sama dengan kita atau mungkin strategi marketing kita semakin lemah, atau bahkan mungkin kualitas produk yang kita hasilkan semakin rendah dan tak mampu bersaing diera ini. Melihat kondisi tersebut dalam konteks keummatan dan kebangsaan, maka tuntutan reposisi HMI menjadi sesuatu yang sangat urgen untuk disahuti, kemudian kita melakukan evaluasi atas kebijakan posisioning organisasi selama ini untuk menjawab berbagai tantangan zaman, yang terus bergolak, berbagai upaya terapi mesti kita sahuti dalam upaya menjawab tantangan tersebut. Islam sebagai landasan ideologis adalah system nilai yang secara sadar dipilih untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan serta masalah yang terjadi dalam komunitas masyarakat yang transformative ini, dari komunitas ini perlu peningkatan transformative terhadap ajaran-ajaran dasar Islam, tentang persaudaraan universal Universal Brotherhood, Keseteraan equality, Keadilan social social Justice dan Keadilan ekonomi economie justice. Ini merupakan cita-cita yang memiliki aspek liberatif, sehingga dalam usaha untuk mewujudkannya membutuhkan transaksi nilai, yang mampu memberdayakan para pengikutnya, dengan menjauhkan formalism simbolik dalam sebuah proses keyakinan-Nya, untuk menjawab tantangan tersebut maka Ideologi HMI harus mampu menekankan kesatuan manusia unity of mankind sebagai mana yang ditegaskan dalam Al-Quran Qs. Al-Hujurat 13. Ayat ini secara jelas membantah semua

fase fase perjuangan hmi